Daftar Kesalahan Albani Dalam Melemahkan Suatu Hadits
Kami mengetahui setiap  manusia tidak luput dari kesalahan walaupun para imam atau ulama pakar  kecuali Rasulallah saw. yang maksum. Tujuan kami mengutip  kesalahan-kesalahan Syeikh Al-Albani ini bukan untuk memecah belah  antara muslimin tapi tidak lain adalah untuk lebih meyakinkan para  pembaca bahwa Syeikh ini sendiri masih banyak kesalahan dan belum yakin  serta masih belum banyak mengetahui mengenai hadits karena masih banyak  kontradiksi yang beliau kutip didalam buku-bukunya. Dengan demikian  hadits atau riwayat yang dilemahkan, dipalsukan dan sebagainya oleh  Syeikh ini serta pengikut-pengikutnya tidak bisa dipertanggung jawabkan  kebenarannya, harus diteliti dan diperiksa lagi oleh ulama madzhab  lainnya.
Contoh-contoh kesalahan Syeikh Albani  ini yaitu umpamanya disatu halaman atau bukunya mengatakan hadits  ..Lemah tapi dihalaman atau dibuku lainnya mengatakan hadits (yang sama  itu) ….Shohih atau Hasan. Begitu juga beliau disatu buku atau halaman  mengatakan bahwa perawi…. adalah tidak Bisa Dipercaya banyak membuat  kesalahan dan sebagainya, tapi dibuku atau halaman lainnya beliau  mengatakan bahwa perawi (yang sama ini) Dapat Dipercaya dan Baik. Begitu  juga beliau disatu halaman atau bukunya memuji-muji perawi…atau  ulama…tapi dibuku atau halaman lainnya beliau ini mencela perawi atau  ulama (yang sama tersebut). Juga diantara ulama-ulama pengeritik  Al-Albani ini ada yang berkata; Kontradiksi tentang hadits Nabi saw. itu  atau perubahan pendapat terdapat juga pada empat ulama pakar yang  terkenal (Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafii dan Imam Hanbali) atau  ulama lainnya!
Perubahan pendapat para ulama ini  biasanya yang berkaitan dengan pendapat atau ijtihadnya sendiri.  Misalnya; Disalah satu kitab mereka membolehkan suatu masalah sedangkan  pada kitabnya yang lain memakruhkan atau mengharamkan masalah yang sama  ini atau sebaliknya. Perubahan pendapat ulama ini kebanyakan tidak ada  sangkut pautnya dengan hadits yang mereka kemukakan sebelum dan  sesudahnya, tapi kebanyakan yang bersangkutan dengan pendapat atau  ijtihadnya sendiri waktu mengartikan hadits yang bersangkutan tersebut.  Dan seandainya diketemukan adanya kontradiksi mengenai hadits yang  disebutkan ulama ini pada kitabnya yang satu dengan kitabnya yang lain,  maka kontradiksi ini tidak akan kita dapati lebih dari 10 hadits. Jadi  bukan ratusan yang diketemukan.
Tapi yang lebih aneh lagi ulama golongan  Salafi (baca:Wahabi) tetap mempunyai keyakinan tidak ada kontradiksi  atau kesalahan dalam hadits yang dikemukakan oleh al-AlBani tersebut  tapi lebih merupakan ralat, koreksi atau rujukan. Sebagaimana alasan  yang mereka ungkapkan sebagai berikut; umpama al-Albani menetapkan dalam  kitabnya suatu hadits kemudian dalam kitab beliau lainnya menyalahi  dengan kitab yang pertama ini bisa dikatakan bahwa dia meralat atau  merujuk hal tersebut! Alasan ini baik oleh ulama maupun awam (bukan  ulama) tidak bisa diterima baik secara aqli (akal) maupun naqli (menurut  nash). Seorang yang dijuluki ulama pakar oleh sekte Wahabi dan sebagai  Imam Muhadditsin karena ilmu haditsnya seperti samudra yang tidak  bertepian, seharusnya sebelum menulis satu hadits, beliau harus tahu dan  meneliti lebih dalam apakah hadits yang akan ditulis tersebut shohih  atau lemah, terputus dan sebagainya. Sehingga tidak memerlukan ralatan  yang begitu banyak lagi pada kitabnya yang lain. Apalagi ralatan  tersebut –yang diketemukan para ulama– bukan puluhan tapi ratusan!  Sebenarnya yang bisa dianggap sebagai ralatan yaitu bila sipenulis  menyatakan dibukunya sebagai berikut; hadits ..…yang saya sebutkan pada  kitab .… sebenarnya bukan sebagai hadits …..(dhoif, maudhu’ dan  sebagainya) tapi sebagai hadits…… ( shohih dan sebagainya). Dalam  kata-kata semacam ini jelas si penulis telah mengakui kesalahannya serta  meralat pada kitabnya yang lain. Selama hal tersebut tidak dilakukan  maka ini berarti bukan ralatan atau rujukan tapi kesalahan dan kekurang  telitian si penulis.
Golongan Salafi/Wahabi ini bukan hanya  tidak mau menerima keritikan ulama-ulama yang tidak sependapat dengan  ulama mereka, malah justru sebaliknya mengecam pribadi ulama-ulama yang  mengeritik ini sebagai orang yang bodoh, golongan zindik, tidak mengerti  bahasa Arab, dan lain sebagainya. Mereka juga menulis hadits-hadits  Nabi saw. dan wejangan ulama-ulamanya –untuk menjawab kritikan ini–  tetapi sebagian isinya tidak ada sangkut pautnya dengan kritikan yang  diajukan oleh para ulama madzhab selain madzhab Salafi (baca:Wahabi)!!  Alangkah baiknya kalau golongan Salafi ini tidak mencela siapa/  bagaimana pribadi ulama pengeritik itu, tapi mereka langsung membahas  atau menjawab satu persatu dengan dalil yang aqli dan naqli masalah yang  dikritik tersebut. Sehingga bila jawabannya itu benar maka sudah pasti  ulama-ulama pengeritik ini dan para pembaca akan menerima jawaban  golongan Wahabi dengan baik. Ini tidak lain karena keegoisan dan  kefanatikan pada ulamanya sendiri sehingga mereka tidak mau terima semua  keritikan-keritikan tersebut, dan mereka berusaha dengan jalan apa pun  untuk membenarkan riwayat-riwayat atau nash baik yang dikutip oleh  al-Albani maupun ulama mereka lainnya. Sayang sekali golongan Salafi ini  merasa dirinya yang paling pandai memahami ayat al-Qur’an dan Sunnah  Rasulallah saw., paling suci, dan merasa satu-satunya golongan yang  memurnikan agama Islam dan sebagainya. Dengan demikian mudah  mensesatkan, mensyirikkan sesama muslimin yang tidak sepaham dengan  pendapatnya.
Mari kita sekarang meneliti sebagian  pilihan/seleksi isi buku Syeikh Saqqaf tentang kesalahan-kesalahan  al-Albani yang kami kutip bahasa Inggrisnya dan kami terjemahkan serta  susun semampunya dari versi bahasa Inggris dengan judul ‘Al-Albani’s  Weakening of Some of Imam Bukhari and Muslim’s Ahadit. Kitab asli bahasa  Arabnya berjudul ‘Tanaqadat al-Albani al-Wadihat’ (Kontradiksi yang  nyata/ jelas pada Al-Albani) oleh Syeikh Saqqaf, Amman, Jordania.
AL-ALBANI’S WEAKENING OF SOME OF IMAM BUKHARI AND MUSLIM’S AHADITH.
Al-Albani melemahkan beberapa hadits dari Imam Bukhori dan Imam Muslim.
Al-Albani melemahkan beberapa hadits dari Imam Bukhori dan Imam Muslim.
Al-Albani has said in “Sharh al-Aqeedah  at-Tahaweeah, pg. 27-28″ (8th edition, Maktab al-Islami) by Shaykh Ibn  Abi al-Izz al-Hanafi (Rahimahullah), that any Hadith coming from the  Shohih collections of al-Bukhari and Muslim is Shohih, not because they  were narrated by Bukhari and Muslim, but because the Ahadith are in fact  correct. But he clearly contradicts himself, since he has weakened  Ahadith from Bukhari and Muslim himself! Now let us consider this  information in the light of elaboration :-
Syekh Al-Albani telah berkata didalam  Syarh Al-Aqidah at-Tahaweeah hal.27-28 cet.ke 8 Maktab Al-Islami oleh  Sjeik Ibn Abi Al-Izz Al-Hanafi (Rahimahullah). “Hadits-hadits shohih  yang dikumpulkan oleh Bukhori dan Muslim bukan karena diriwayatkan oleh  mereka tapi karena hadits-hadits tersebut sendiri shohih”. !
Tetapi dia (Albani) telah nyata berlawanan dengan omongannya sendiri karena pernah melemahkan hadits dari dua syeikh tersebut. Mari kita lihat beberapa hadits dari Imam Bukhori dan Imam Muslim yang dilemahkan oleh Syekh al-Albani keterangan berikut ini :
Tetapi dia (Albani) telah nyata berlawanan dengan omongannya sendiri karena pernah melemahkan hadits dari dua syeikh tersebut. Mari kita lihat beberapa hadits dari Imam Bukhori dan Imam Muslim yang dilemahkan oleh Syekh al-Albani keterangan berikut ini :
Selected translations from volume 1.
Terjemahan-terjemahan yang terpilih dari jilid (volume) 1.
No.1: (*Pg. 10 no. 1 ) Hadith: The  Prophet (Sall Allahu alaihi wa Aalihi wa Sallim) said: “Allah says I  will be an opponent to 3 persons on the day of resurrection: (a) One who  makes a covenant in my Name but he proves treacherous, (b) One who  sells a free person (as a slave) and eats the price (c) And one who  employs a laborer and gets the full work done by him, but doesn’t pay  him his wages.” [Bukhari no 2114-Arabic version, or see the English  version 3/430 pg 236]. Al-Albani said that this Hadith was DAEEF in  “Daeef al-Jami wa Z iyadatuh, 4/111 no. 4054″. Little does he know that  this Hadith has been narrated by Ahmad and Bukhari from Abu Hurayra  (Allah be pleased with him)!!
No.1: (Hal. 10 nr.1) Sabda  Rasulallah saw. bahwa Allah swt.berfirman: Aku musuh dari 3 orang pada  hari kebangkitan ; a) Orang yang mengadakan perjanjian atas NamaKu,  tetapi dia sendiri melakukan pengkhianatan atasnya b) Orang yang menjual  orang yang merdeka sebagai budak dan makan harta hasil penjualan  tersebut c) orang yang mengambil buruh untuk dikerjakan dan bekerja  penuh untuk dia, tapi dia tidak mau membayar gajihnya. (Bukhori no.2114  dalam versi bahasa Arab atau dalam versi bahasa Inggris 3/430 hal. 236).  Al-Albani berkata dalam Dhaif Al-jami wa Ziyadatuh 4/111 nr. 4054.  bahwa hadits ini lemah. Dia (Al-Albani) memahami hanya sedikit tentang  hadits, hadits diatas ini diriwayatkan oleh Ahmad dan Bukhori dari Abu  Hurairah ra.
No.2: (*Pg. 10 no. 2 ) Hadith:  “Sacrifice only a grown up cow unless it is difficult for you, in which  case sacrifice a ram.” [Muslim no. 1963-Arabic edition, or see the  English version 3/4836 pg. 1086]. Al-Albani said that this Hadith was  DAEEF in “Daeef al-Jami wa Ziyadatuh, 6/64 no. 6222.” Although this  Hadith has been narrated by Imam’s Ahmad, Muslim, Abu Dawood, Nisai and  Ibn Majah from Jaabir (Allah be pleased with him)!!
No.2: (Hal. 10 nr.2) Hadits :  “Korbanlah satu sapi muda kecuali kalau itu sukar buatmu maka korbanlah  satu domba jantan” ( Muslim nr.1963 dalam versi bahasa Arab yang versi  bahasa Inggris 3/4836 hal.1086). Al-Albani berkata Daeef Al-Jami wa  Ziyadatuh, 6/64 nr. 6222 bahwa hadits ini lemah. Walaupun hadits ini  diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Muslim, Abu Daud, Nasa’i dan Ibnu Majah  dari Jabir ra.
No.3: (*Pg. 10 no. 3 ) Hadith: “Amongst  the worst people in Allah’s sight on the Day of Judgement will be the  man who makes love to his wife and she to him, and he divulges her  secret.” [Muslim no. 1437- Arabic edition]. Al-Albani claims that this  Hadith is DAEEF in “Daeef al-Jami wa Ziyadatuh, 2/197 no. 2005.”  Although it has been narrated by Muslim from Abi Sayyed (Allah be  pleased with him)!!
No.3: (Hal.10 nr.3) Hadits:  ‘Termasuk orang yang paling buruk dan Allah swt. akan mengadilinya pada  hari pembalasan yaitu suami yang berhubung- an dengan isterinya dan  isteri berhubungan dengan suaminya dan dia menceriterakan rahasia  isterinya (pada orang lain) ‘ (Muslim nr.1437 penerbitan dalam bahasa  Arab). Al-Albani menyatakan dalam Daeef Al-Jami wa Ziyadatuh, 2/197 nr.  2005 bahwa hadits ini lemah. Walaupun hadits ini diriwayatkan oleh  Muslim dari Abi Sayyed ra.
No.4: (*Pg. 10 no. 4 ) Hadith: “If  someone woke up at night (for prayers) let him begin his prayers with 2  light rak’ats.” [Muslim no. 768]. Al-Albani stated that this Hadith was  DAEEF in “Daeef al-Jami wa Ziyadatuh, 1/213 no. 718.” Although it is  narrated by Muslim and Ahmad from Abu Hurayra (may Allah be pleased with  him)!!
No.4: (Hal.10 nr.4) Hadits:  “Bila seorang bangun malam (untuk sholat), maka mulailah sholat dengan 2  raka’at ringan” (Muslim nr. 768). Al-Albani dalam Daeef Al-Jami wa  Ziyadatuh, 1/213 nr. 718 menyatakan bahwa hadits ini lemah. Walaupun  hadits ini diriwayatkan oleh Muslim dan Ahmad dari Abu Hurairah.
No.5: (*Pg. 11 no. 5 ) Hadith: “You will  rise with shining foreheads and shining hands and feet on the Day of  Judgement by completing Wudhu properly. . . . . . . .” [Muslim no. 246].  Al-Albani claims it is DAEEF in “Daeef al-Jami wa Ziyadatuh, 2/14 no.  1425.” Although it has been narrated by Muslim from Abu Hurayra (Allah  be pleased with him)!!
No.5: (Hal.11 nr. 5) Hadits:  ‘Engkau akan naik keatas dihari kiamat dengan cahaya dimuka, cahaya  ditangan dan kaki dari bekas wudu’ yang sempurna’ (Muslim nr 246).  Al-Albani dalam Daeef Al-Jami wa Ziyadatuh, 2/14 nr. 1425 menyatakan  bahwa hadits ini lemah. Walaupun hadits ini diriwayatkan oleh Muslim  dari Abu Hurairah.
No.6: (*Pg. 11 no. 6 ) Hadith: “The  greatest trust in the sight of Allah on the Day of Judgement is the man  who doesn’t divulge the secrets between him and his wife.” [Muslim no's  124 and 1437] Al-Albani claims it is DAEEF in “Daeef al-Jami wa  Ziyadatuh, 2/192 no. 1986.” Although it has been narrated by Muslim,  Ahmad and Abu Dawood from Abi Sayyed (Allah be pleased with him)!!
No.6: (Hal.11 nr. 6) Hadits:  ‘orang yang dimuliakan disisi Allah pada hari pembalasan (kiamat) ialah  yang tidak membuka rahasia antara dia dan isterinya’. (Muslim nr.124 dan  1437). Al-Albani dalam Dhaeef Al-Jami wa Ziyadatuh, 2/192 nr. 1986  menyatakan bahwa hadits ini lemah. Walaupun hadits ini diriwayatkan oleh  Muslim, Ahmad dan Abu Daud dari Abi Sayyed.
No.7: (*Pg. 11 no. 7 )Hadith: “If anyone  READS the last ten verses of Surah al-Kahf he will be saved from the  mischief of the Dajjal.” [Muslim no. 809]. Al-Albani said that this  Hadith was DAEEF in “Daeef al-Jami wa Ziyadatuh, 5/233 no. 5772.”
NB- The word used by Muslim is MEMORIZED and not READ as al-Albani claimed; what an awful mistake! This Hadith has been narrated by Muslim, Ahmad and Nisai from Abi Darda (Allah be pleased with him)!! (Also recorded by Imam Nawawi in “Riyadh us-Saliheen, 2/1021″ of the English ed’n).
NB- The word used by Muslim is MEMORIZED and not READ as al-Albani claimed; what an awful mistake! This Hadith has been narrated by Muslim, Ahmad and Nisai from Abi Darda (Allah be pleased with him)!! (Also recorded by Imam Nawawi in “Riyadh us-Saliheen, 2/1021″ of the English ed’n).
No.7: (Hal.11 nr.7) Hadits:  ‘Siapa yang membaca 10 surah terakhir dari Surah Al-Kahfi, akan  dilindungi dari kejahatan Dajjal ‘ (Muslim nr. 809). Al-Albani dalam  Daeef Al-Jami wa Ziyadatuh, 5/233 nr. 5772 menyatakan hadits ini lemah.  Walaupun hadits ini diriwayatkan oleh Muslim, Ahmad dan Nasa’i dari Abi  Darda ra. juga dikutip oleh Imam Nawawi dalam Riyadhos Sholihin 2/1021  dalam versi Inggris).
NotaBene: Didalam riwayat Muslim disebut Menghafal (10 surat terakhir Al-Kahfi) bukan Membaca sebagaimana yang dinyatakan Al-Albani, ini adalah kesalahan yang nyata !
NotaBene: Didalam riwayat Muslim disebut Menghafal (10 surat terakhir Al-Kahfi) bukan Membaca sebagaimana yang dinyatakan Al-Albani, ini adalah kesalahan yang nyata !
No.8: (*Pg. 11 no. 8 ) Hadith: “The  Prophet (Sall Allahu alaihi wa Aalihi wa Sallim) had a horse called  al-Laheef.” [Bukhari, see Fath al-Bari of Hafiz Ibn Hajar 6/58 no.  2855]. But Al-Albani said that this Hadith was DAEEF in “Daeef al-Jami  wa Ziyadatuh, 4/208 no. 4489.” Although it has been narrated by Bukhari  from Sahl ibn Sa’ad (Allah be pleased with him)!!! Shaykh Saqqaf said:  “This is only anger from anguish, little from a lot and if it wasn’t for  the fear of lengthening and boring the reader, I would have mentioned  many other examples from al-Albani’s books whilst reading them. Imagine  what I would have found if I had traced everything he wrote?”
AL-ALBANI’S INADEQUACY IN RESEARCH (*  Vol. 1 pg. 20) Shaykh Saqqaf said: “The strange and amazing thing is  that Shaykh l-Albani misquoted many great Hadith scholars and disregards  them by his lack of knowledge, either directly or indirectly! He crowns  himself as an unbeatable source and even tries to imitate the great  scholars by using such terms like “Lam aqif ala sanadih”, which means “I  could not find the chain of narration”, or using similar phrases! He  also accuses some of the best memorizers of Hadith for lack of  attention, even though he is the one best described by that!”
No. 8 (Hal.11 nr. 
  Hadits: Rasulallah saw. mempunyai seekor kuda bernama Al Laheef’’  (Bukhori, lihat Fath Al-Bari oleh Hafiz ibn Hajar 6/58 nr.2855). Tapi  Al-Albani dalam “Daeef Al-Jami wa Ziyadatuh, 4/208 nr. 4489 berkata  bahwa hadits ini lemah. Walaupun diriwayatkan oleh Bukhori dari Sahl Ibn  Sa’ad ra.
Syeikh Segaf berkata : Ini hanya marah dari sakit hati ! Kalau tidak karena takut terlalu panjang dan pembaca menjadi bosan karenanya saya akan sebutkan banyak contoh-contoh dari buku-buku Al-Albani …………..)
Syeikh Segaf berkata : Ini hanya marah dari sakit hati ! Kalau tidak karena takut terlalu panjang dan pembaca menjadi bosan karenanya saya akan sebutkan banyak contoh-contoh dari buku-buku Al-Albani …………..)
AL-ALBANI TIDAK SESUAI DALAM PENYELIDIKANNYA (jilid 1 hal.20)
Syeikh Seggaf berkata: ‘ Sangat heran dan mengejutkan, bahwa Syeikh Al-Albani menyalahkan dan menolak hadits-hadits yang banyak diketengahkan oleh ulama-ulama pakar ahli hadits baik secara langsung atau tidak secara langsung, tidak lain semuanya ini karena kedangkalan ilmu Al-Albani ! . Dia mendudukkan dirinya sebagai sumber yang tidak pernah dikalahkan. Dia sering meniru kata-kata para ulama pakar (dalam menyelidiki suatu hadits) ‘Lam aqif ala sanadih’ artinya ‘ Saya tidak menemukan rantaian sanadnya’ atau dengan kata-kata yang serupa. Dia juga menyalahkan beberapa ulama pakar penghafal Hadits yang terbaik untuk kurang perhatian, karena dia sendiri merasa sebagai penulis yang paling baik.
Syeikh Seggaf berkata: ‘ Sangat heran dan mengejutkan, bahwa Syeikh Al-Albani menyalahkan dan menolak hadits-hadits yang banyak diketengahkan oleh ulama-ulama pakar ahli hadits baik secara langsung atau tidak secara langsung, tidak lain semuanya ini karena kedangkalan ilmu Al-Albani ! . Dia mendudukkan dirinya sebagai sumber yang tidak pernah dikalahkan. Dia sering meniru kata-kata para ulama pakar (dalam menyelidiki suatu hadits) ‘Lam aqif ala sanadih’ artinya ‘ Saya tidak menemukan rantaian sanadnya’ atau dengan kata-kata yang serupa. Dia juga menyalahkan beberapa ulama pakar penghafal Hadits yang terbaik untuk kurang perhatian, karena dia sendiri merasa sebagai penulis yang paling baik.
Now for some examples to prove our point:
Beberapa contoh-contoh bukti yang dimaksud berikut ini :
Beberapa contoh-contoh bukti yang dimaksud berikut ini :
No.9: (* Pg. 20 no. 1 ) Al-Albani said  in “Irwa al-Ghalil, 6/251 no. 1847″ (in connection to a narration from  Ali): “I could not find the sanad.” Shaykh Saqqaf said: “Ridiculous! If  this al-Albani was any scholar of Islam, then he would have known that  this Hadith can be found in “Sunan al-Bayhaqi, 7/121″ :- Narrated by Abu  Sayyed ibn Abi Amarah, who said that Abu al-Abbas Muhammad ibn Yaqoob  who said to us that Ahmad ibn Abdal Hamid said that Abu Usama from  Sufyan from Salma ibn Kahil from Mu’awiya ibn Soayd who said, ‘I found  this in my fathers book from Ali (Allah be pleased with him).’”
No.9: (Hal. 20 nr.1) Al-Albani  dalam “Irwa Al-Ghalil, 6/251 nr. 1847″ berkata: (riwayat dari Ali): ‘  Saya tidak menemukan sanadnya”.
Syeikh Seggaf berkata: ‘Menggelikan! Bila Al-Albani ini orang yang terpelajar dalam Islam maka dia akan tahu bahwa hadits ini ada dalam Sunan Al-Baihaqi 7/121 diriwayatkan dari Abi Sayyed ibn Abi Amarah yang katanya bahwa Abu Al-Abbas Muhammad ibn Yaqub berkata pada kami bahwa Ahmad ibn Abdal Hamid berkata, bahwa Abu Usama dari Sufyan dari Salma ibn Kahil dari Mu’awiyah ibn Soayd berkata, Saya menemukan ini dalam buku ayah saya dari Ali kw.
Syeikh Seggaf berkata: ‘Menggelikan! Bila Al-Albani ini orang yang terpelajar dalam Islam maka dia akan tahu bahwa hadits ini ada dalam Sunan Al-Baihaqi 7/121 diriwayatkan dari Abi Sayyed ibn Abi Amarah yang katanya bahwa Abu Al-Abbas Muhammad ibn Yaqub berkata pada kami bahwa Ahmad ibn Abdal Hamid berkata, bahwa Abu Usama dari Sufyan dari Salma ibn Kahil dari Mu’awiyah ibn Soayd berkata, Saya menemukan ini dalam buku ayah saya dari Ali kw.
No.10: (* Pg. 21 no. 2 ) Al-Albani said  in ‘Irwa al-Ghalil, 3/283′: Hadith of Ibn Umar ‘Kisses are usury,’ I  could not find the sanad.” Shaykh Saqqaf said: “This is outrageously  wrong for surely this is mentioned in ‘Fatawa al-Shaykh ibn Taymiyya  al-Misriyah (3/295)’: ‘Harb said Obaidullah ibn Mu’az said to us, my  father said to me that Soayd from Jiballa who heard Ibn Umar (Allah be  pleased with him) as saying: Kisses are usury.’ And these narrators are  all authentic according to Ibn Taymiyya!”
No.10: (Hal.21 nr.2) Al-Albani  dalam ‘Irwa Al-Ghalil, 3/283′ berkata; Hadits dari Ibn Umar  (Ciuman-ciuman adalah bunga yang tinggi [riba’) Saya tidak menemukan  sanadnya.
Syeikh Seggaf berkata: Ini kesalahan yang sangat aneh ! Ini sudah ada didalam Fatwa Syeikh Ibn Taimiyya Al-Misriyah 3/295: “Harb berkata bahwa Ubaidullah ibn Mu’az berkata pada kita; ayah saya berkata bahwa Suaid dari Jiballa mendengar dari Ibn Umar ra berkata: ‘ Ciuman-ciuman itu adalah (bunga?) yang tinggi ‘ Dan perawi-perawi dapat dipercaya menurut Ibn Taimiyyah !
Syeikh Seggaf berkata: Ini kesalahan yang sangat aneh ! Ini sudah ada didalam Fatwa Syeikh Ibn Taimiyya Al-Misriyah 3/295: “Harb berkata bahwa Ubaidullah ibn Mu’az berkata pada kita; ayah saya berkata bahwa Suaid dari Jiballa mendengar dari Ibn Umar ra berkata: ‘ Ciuman-ciuman itu adalah (bunga?) yang tinggi ‘ Dan perawi-perawi dapat dipercaya menurut Ibn Taimiyyah !
No.11: (* Pg. 21 no. 3 ) Hadith of Ibn  Masood (Allah be pleased with him): "The Qur'an was sent down in 7  dialects. Everyone of its verses has an explicit and implicit meaning  and every interdiction is learly defined." Al-Albani stated in his  checking of "Mishkat ul-Masabih, 1/80 no. 238" that the author of  Mishkat concluded many Ahadith with the words "Narrated in Sharh  us-Sunnah," but when he examined the chapter on Ilm and in Fadail  al-Qur'an he could not find it! Shaykh Saqqaf said: "The great scholar  has spoken! Wrongly as usual. I wish to say to this fraud that if he is  seriously interested in finding this Hadith we suggest he looks in the  chapter entitled 'Al-Khusama fi al-Qur'an' from Sharh-us-Sunnah (1/262),  and narrated by Ibn Hibban in his Shohih (no. 74), Abu Ya'ala in his  Musnad (no.5403), Tahawi in Sharh al-Mushkil al-Athar (4/172), Bazzar  (3/90 Kashf al-Asrar) and Haythami has mentioned it in Majmoo'a  al-Zawaid (7/152) and he has ascribed it to Bazzar, Abu Ya'ala and  Tabarani in al-Awsat who said that the narrators are trustworthy."
No.11: (Hal.21 nr.3) Hadits dari  Ibn Mas’ud ra : ‘Al-Qur’an diturunkan dalam tujuh (macam) bahasa,  setiap ayat ada yang jelas dan ada yang kurang jelas dan setiap larangan  itu jelas ....(ada batasnya) ‘ Al-Albani dalam Mishkat ul-Masabih, 1/80  nr. 238 menyatakan menurut penyelidikannya bahwa pengarang/penulis  Mishkat memutuskan banyak hadits dengan kata-kata  “diceriterakan/diriwayatkan dalam Syarh As Sunnah” tapi waktu dia  (Albani) menyelidiki bab masalah Ilmu dan Keutamaan Al-Qur’an tidak  menemukan hal itu !
Syeikh Seggaf berkata: ‘Ulama yang paling pandai telah  berbicara kesalahan yang sudah biasa. Dengan kebohongan itu saya ingin  mengata= kan, bila dia benar-benar tertarik untuk menemukan ini hadits,  kami mengusulkan agar dia melihat dalam bab yang berjudul 'Al-Khusama fi  Al-Qur'an van Sharh-us-Sunnah (1/262) dan diriwayatkan oleh Ibn Hibban  dalam shohihnya nr. 74, Abu Ya’la dalam Musnadnya nr. 5403, Tahawi dalam  Sharh Al Mushkil Al-Athar 4/172, Bazzar dalam Kash Al-Asrar 3/90,  Haitami telah menyatakan dalam Majmu’a Al-Zawaid 7/152 dan dia merujuk  kepada Bazzar, Abu Ya’la dan Tabrani dalam Al-Awsat yang berkata bahwa  semua perawinya bisa dipercayai.
No.12: (* Pg. 22 no. 4 ) Al-Albani  stated in his "Shohihah, 1/230" while he was commenting on Hadith no.  149: "The believer is the one who does not fill his stomach. . . . The  Hadith from Aisha as mentioned by Al-Mundhiri (3/237) and by Al-Hakim  from Ibn Abbas, I (Albani) could not find it in Mustadrak al-Hakim after  checking it in his 'Thoughts' section." Shaykh Saqqaf said: "Please  don't encourage the public to fall into the void of ignorance which you  have tumbled into! If you check Mustadrak al-Hakim (2/12) you will find  it! This proves that you are unskilled at using book indexes and the  memorization of Hadith!"
No.12: (hal.22 nr.4) Al-Albani  berkata dalam Shahiha, 1/230 waktu dia memberi komentar tentang hadits  nr. 149; “ Orang yang beriman ialah orang yang perutnya tidak kenyang...  “ hadits ini dari Aisyah yang disebutkan dalam Al-Mudhiri 3/237 dan  Al-Hakim dari Ibn Abbas. Saya (Albani) tidak menemukan dalam Mustadrak  Al-Hakim setelah penyelidikannya dan menurut pasal pikirannya.
Syeikh Seggaf berkata: Tolong  jangan berani menjatuhkan masyarakat kepada kebodohan yang sia-sia, yang  mana engkau sudah terperosok didalamnya! Kalau engkau akan mencari  dalam Mustadrak Al-Hakim 2/12 maka dia akan engkau dapati ! Ini  membuktikan bahwa engkau sendiri tidak ahli menggunakan buku index dan  memberitakan dari Hadits.
No.13: (* Pg. 23 ) Another ridiculous  assumption is made by al-Albani in his "Shohihah, 2/476" where he claims  that the Hadith: "Abu Bakr is from me, holding the position of (my)  hearing" is not in the book 'Hilya'. We suggest you look in the book  "Hilya , 4/73!"
No.13: (Hal.23) Lebih  menggelikan lagi dugaan yang dibuat oleh Al-Albani dalam Shohihah, 2/476  yang mana dia menyatakan bahwa hadits: ‘Abu Bakar dari saya dan dia  menempati posisi saya’ tidak ada didalam ‘Hilya’. Saya usulkan agar anda  melihat didalam "Hilya, 4/73 " !
No.14: (*Pg. 23 no. 5 )Al-Albani said in  his "Shohihah, 1/638 no. 365, 4th edition": "Yahya ibn Malik has been  ignored by the 6 main scholars of Hadith, for he was not mentioned in  the books of Tahdhib, Taqreeb or Tadhhib." Shaykh Saqqaf: "That is what  you say! It is not like that, for surely he is mentioned in Tahdhib  al-Tahdhib of Hafiz ibn Hajar al-Asqalani (12/19 Dar al-Fikr edition) by  the nickname Abu Ayoob al-Maraagi!! So beware!
No.14 (Hal.23 nr. 5) Al-Albani  dalam "Shohihah, 1/638 nr. 365, cet.ke 4" mengatakan : Yahya Ibn Malik  tidak dikenal/termasuk 6 ahli hadits karena dia ini tidak tercatat  Tahdzib, Taqreeb dan Tadzhib.
Syeikh Seggaf berkata: ‘Itu menurut anda! Sebenarnya bukan begitu, nama julukannya ialah Abu Ayub Al-Maraagi dan ini ada didalam Tahdzib, Al-Tahdzib disebutkan oleh Hafiz ibn Hajar Al-Asqalani 12/19 cet.Dar Al-Fikr ! Hati-hatilah!
Syeikh Seggaf berkata: ‘Itu menurut anda! Sebenarnya bukan begitu, nama julukannya ialah Abu Ayub Al-Maraagi dan ini ada didalam Tahdzib, Al-Tahdzib disebutkan oleh Hafiz ibn Hajar Al-Asqalani 12/19 cet.Dar Al-Fikr ! Hati-hatilah!
FURTHER EXAMPLES OF AL-ALBANI'S CONTRADICTIONS
MASIH BANYAK CONTOH KONTRADIKSI DARI AL-ALBANI !
MASIH BANYAK CONTOH KONTRADIKSI DARI AL-ALBANI !
No 15 : (* Pg. 7 )Al-Albani has  criticized the Imam al-Muhaddith Abu'l Fadl Abdullah ibn al-Siddiq  al-Ghimari (Rahimahullah) for mentioning in his book "al-Kanz  al-Thameen" a Hadith from Abu Hurayra (Allah be pleased with him) with  reference to the narrator Abu Maymoona: "Spread salaam, feed the poor. .  . ."
Al-Albani said in "Silsilah al-Daeefa,  3/492", after referring this Hadith to Imam Ahmad (2/295) and others: "I  say this is a weak sanad, Daraqutni has said 'Qatada from Abu Maymoona  from Abu Hurayra: Unknown, and it is to be discarded.'" Al-Albani then  said on the same page: "Notice, a slapdash has happened with Suyuti and  Munawi when they came across this Hadith, and I have also shown in a  previous reference, no. 571, that al-Ghimari was also wrong for  mentioning it in al-Kanz." But in reality it is al-Albani who has become  slapdashed, because he has made a big contradiction by using this same  sanad in "Irwa al-Ghalil, 3/238" where he says, "Classified by Ahmad  (2/295), al-Hakim . . . from Qatada from Abu Maymoona, and he is trusted  as in the book 'al-Taqreeb', and Hakim said: 'A Shohih sanad', and  al-Dhahabi agreed with Hakim! So, by Allah glance at this mistake! Who  do you think is wrong, the Muhaddith al-Ghimari (also Suyuti and Munawi)  or al-Albani?
No.15. (Hal.7) Al-Albani  mengeritik Imam Al-Muhaddith Abu'l Fadl Abdullah ibn Al-Siddiq  Al-Ghimari (Rahimahullah) waktu mengetengahkan hadits dari Abu Hurairah  ra. dalam kitabnya Al-Kanz Al-Thameen yang bertalian dengan perawi Abu  Maymuna ; ‘Sebarkan salam, beri makan orang-orang miskin..’
” Al-Albani berkata dalam  Silsilah Al-Daifa, 3/492 setelah merujuk hadits ini pada Imam Ahmad  2/295 dan lain-lain : Saya berkata bahwa sanadnya lemah, Daraqutni juga  berkata ‘Qatada dari Abu Maymoona dari Abu Hurairah tidak dikenal dan  itu harus dikesampingkan “. Al-Albani berkata pada halaman yang sama;  ‘Pemberitahuan, pukulan bagi Suyuti dan Munawi, waktu mereka menemukan  hadits ini, dan saya juga telah menunjuk kan dalam referensi yang lalu  nr. 571 bahwa Al-Ghimari itu telah salah menyebutkan (hadits) itu dalam  Al-kanz.
Tetapi sebenarnya Al-Albani-lah  yang terkena pukulan, sebab sangat bertentangan dengan perkataannya  dalam Irwa Al-Ghalil, 3/238 yang meng gunakan sanad yang sama, katanya: ‘  Diklasifikasikan oleh Ahmad (2/295), al-Hakim....dari Qatada dari Abu  Maymuna dan orang mepercayainya sebagaimana yang disebutkan didalam buku  Al-Taqreeb dan Hakim berkata; Sanad yang shohih dan Al-Dhahabi sepakat  dengan Hakim !
Begitulah Allah langsung melihatkan kesalahan tersebut !  Sekarang siapa- kah yang selalu salah; Ahli hadits( Al-Ghimari, Suyuti,  Munawi) atau Al-Albani ?
No 16 : (* Pg. 27 no. 3 ) Al-Albani  wanted to weaken a Hadith which allowed women to wear golden jewellery,  and in the sanad for that Hadith there is Muhammad ibn Imara. Al-Albani  claimed that Abu Haatim said that this narrator was: "Not that strong,"  see the book "Hayat al-Albani wa-Atharu. . . part 1, pg. 207." The truth  is that Abu Haatim al-Razi said in the book 'al-Jarh wa-Taadeel, 8/45':  "A good narrator but not that strong. . ." So note that al-Albani has  removed the phrase "A good narrator !"
NB-(al-Albani has made many of the  Hadith which forbid Gold to women to be Shohih, in fact other scholars  have declared these Hadith to be daeef and abrogated by other Shohih  Hadith which allow the wearing of gold by women. One of the well known  Shaykh's of the "Salafiyya" - Yusuf al-Qardawi said in his book:  'Islamic awakening between rejection and extremism, pg. 85: "In our own  times, Shaykh Nasir al-Din al-Albani has come out with an opinion,  different from the consensus on permitting women to adorn themselves  with gold, which has been accepted by all madhahib for the last fourteen  centuries. He not only believes that the isnad of these Ahadith is  authentic, but that they have not been revoked. So, he believes, the  Ahadith prohibit gold rings and earrings." So who is the one who  violates the ijma of the Ummah with his extreme opinions?!)
No 16 (Hal.27 nr. 3) Al-Albani  mau melemahkan hadits yang membolehkan wanita memakai perhiasan emas dan  dalam sanad hadits itu ada Muhammad ibn Imara. Al-Albani menyatakan  bahwa Abu Haatim berkata perawi ini ” tidak kuat “, lihat buku Hayat  Al-Albani wa-Atharu ..jilid 1 hal.207.
Yang benar ialah bahwa Abu Haatim Al-Razi dalam buku 'Al-Jarh wa-Taadeel, 8/45 berkata: “ Perawi yang baik tapi tidak sangat kuat....” Jadi lihat pada catatan Al-Albani bahwa kalimat “Perawi yang baik “ dibuang !
Yang benar ialah bahwa Abu Haatim Al-Razi dalam buku 'Al-Jarh wa-Taadeel, 8/45 berkata: “ Perawi yang baik tapi tidak sangat kuat....” Jadi lihat pada catatan Al-Albani bahwa kalimat “Perawi yang baik “ dibuang !
NotaBene: Al-Albani telah  membuat/menulis banyak hadits yang menyata- kan larangan emas (dipakai)  untuk wanita menjadi Shohih, padahal kenyataannya para Ulama lain  menyatakan hadits-hadits ini lemah dan berlawanan dengan hadits Shohih  yang memperbolehkan pemakaian (perhiasan) emas oleh kaum wanita. Salah  seorang Syeikh ‘Salafiah’ terkenal, Yusuf Al-Qardawi berkata dalam  bukunya Islamic awakening between rejection and extremism, halaman 85 :  “Dalam zaman kita sendiri Syeikh Nasir al-Din telah muncul dengan suatu  pendapat yang bertentangan dengan kesepakatan tentang pembolehan  wanita-wanita menghias diri mereka dengan emas, yang telah diterima/  disetujui oleh semua madzhab selama empat belas abad terakhir. Dia tidak  hanya mempercayai bahwa sanad dari hadits-hadits ini dapat dipercaya,  tapi bahwa hadits-hadits ini belum dicabut/dihapus. Maka dia percaya  hadits-hadits tersebut melarang cincin dan anting-anting emas “. Lalu  siapa yang merusak kesepakatan (ijma’) ummat dengan pendapat-pendapatnya  yang ekstrem ?
No 17: (* Pg. 37 no. 1 )Hadith: Mahmood  ibn Lubayd said, "Allah's Messenger (Sall Allahu alaihi wa Aalihi wa  Sallim) was informed about a man who had divorced his wife 3 times (in  one sitting), so he stood up angrily and said: 'Is he playing with  Allah's book whilst I am still amongst you?' Which made a man stand up  and say, 'O Allah's Messenger, shall I not kill him?'" (al-Nisai).  Al-Albani declared this Hadith to be Daeef in his checking of "Mishkat  al-Masabih, 2/981, 3rd edition, Beirut, 1405 A.H; Maktab al-Islami",  where he says: "This man (the narrator) is reliable, but the isnad is  broken or incomplete for he did not hear it directly from his father."  Al-Albani then contradicts himself in the book "Ghayatul Maram Takhreej  Ahadith al-Halal wal Haram, no. 261, pg. 164, 3rd Edn, Maktab al-Islami,  1405 A.H"; by saying it is SHOHIH!!!
No 17 (Hal. 37 nr. 1) Hadits :  Mahmud ibn Lubayd berkata; ‘Rasulallah saw. telah diberitahu mengenai  seorang yang telah mencerai isterinya 3x dalam satu waktu, oleh karena  itu dia berdiri dengan marah dan berkata; ‘Apakah dia bermain-main  dengan Kitabullah, sedangkan aku masih berada dilingkungan engkau ? Yang  mana berdiri seorang untuk berkata ; Wahai Rasulallah, apakah dia tidak  saya bunuh saja ? (Al-Nisa’i).
Al-Albani menyatakan hadits ini lemah menurut penyelidikannya dari kitab ‘Mishkat Al-Masabih 2/981 cet.ketiga, Beirut 1405 A.H. de Maktab Al-Islami ‘ yang mengatakan “ Perawinya bisa dipercaya tapi isnadnya terputus atau tidak komplit, karena dia tidak mendengar langsung dari ayahnya”. Al-Albani berkata berlawanan dengan dirinya sendiri dalam buku Ghayatul Maram Takhreej Ahadith Al-Halal wal-Haram, nr. 261, hal. 164, cet.ketiga Maktab Al-Islami, 1405 A.H" telah mengatakan bahwa hadits itu Shohih !!
Al-Albani menyatakan hadits ini lemah menurut penyelidikannya dari kitab ‘Mishkat Al-Masabih 2/981 cet.ketiga, Beirut 1405 A.H. de Maktab Al-Islami ‘ yang mengatakan “ Perawinya bisa dipercaya tapi isnadnya terputus atau tidak komplit, karena dia tidak mendengar langsung dari ayahnya”. Al-Albani berkata berlawanan dengan dirinya sendiri dalam buku Ghayatul Maram Takhreej Ahadith Al-Halal wal-Haram, nr. 261, hal. 164, cet.ketiga Maktab Al-Islami, 1405 A.H" telah mengatakan bahwa hadits itu Shohih !!
No 18 : (* Pg. 37 no. 2)Hadith: "If one  of you was sleeping under the sun, and the shadow covering him shrank,  and part of him was in the shadow and the other part of him was in the  sun, he should rise up." Al-Albani declared this Hadith to be SHOHIH in  "Shohih al-Jami al-Sagheer wa Ziyadatuh (1/266/761)", but then  contradicts himself by saying it is DAEEF in his checking of "Mishkat  ul-Masabih, 3/1337 no. 4725, 3rd Ed" and he has referred it to the Sunan  of Abu Dawood!"
No 18 (Hal.37 nr.2) Hadits;  “Bila salah satu dari engkau tidur dibawah sinar matahari dan bentuk  naungan telah menutupinya dan sebagian darinya didalam naungan dan  sebagiannya lagi dibawah sinar matahari, maka dia harus bangun” .  Al-Albani menyatakan hadits ini shohih dalam Shohih Al-Jami Al-Sagheer  wa Ziyadatuh (1/266/761) tapi perkataannya berlawanan dengannya karena  mengatakan hadits ini lemah dalam penyelidikannya dari Mishkat  ul-Masabih 3/1337 nr.4725 cet.ketiga dan dia merujuk hadits ini pada  Sunan Abu Daud.
No 19 : (* Pg. 38 no. 3 )Hadith: "The  Friday prayer is obligatory on every Muslim." Al-Albani rated this  Hadith to be DAEEF in his checking of "Mishkat al-Masabih, 1/434", and  said: "Its narrators are reliable but it is discontinuous as is  indicated by Abu Dawood". He then contradicts himself in "Irwa  al-Ghalil, 3/54 no. 592", and says it is SHOHIH!!! So beware o wise men!
No. 19 (Hal.38 nr. 3) Hadits :  “Sholat Jum’at itu wajib bagi setiap Muslim” Al-Albani menganggap hadits  ini lemah dalam penyelidikannya dari De Mishkat Al-Masabih, 1/434 dan  katanya; Perawi dari hadits ini bisa dipercaya, tetapi terputus  sebagaimana yang dijelaskan oleh Abu Daud. Kalau begitu dia bertentangan  dengan perkataannya dalam’ Irwa Al-Ghalil 3/54 nr. 592’ dan mengatakan  hadits ini Shohih ! Hati-hatilah sedikit, wahai orang bijaksana !
No 20 : (* Pg. 38 no. 4 ) Al-Albani has  made another contradiction. He has trusted Al-Muharrar ibn Abu Hurayra  in one place and then weakened him in another. Al-Albani certifies in  "Irwa al-Ghalil, 4/301" that Muharrar is a trustee with Allah's help,  and Hafiz (Ibn Hajar) saying about him "accepted", is not accepted, and  therefore the sanad is Shohih. He then contradicts himself in "Shohihah  4/156" where he makes the anad DAEEF by saying: "The narrators in the  sanad are all Bukhari's (i.e.; used by Imam al-Bukhari) men, except for  al-Muharrar who is one of the men of Nisai and Ibn Majah only. He was  not trusted accept by Ibn Hibban, and that's why al-Hafiz Ibn Hajar did  not trust him, Instead he only said 'accepted!'" So beware of this  fraud!
No.20 (Hal. 38 nr. 4). Al-Albani  membuat lagi kontradiksi. Dia disatu tempat mempercayai Al-Muharrar ibn  Abu Huraira kemudian ditempat lain dia melemahkannya. Al-Albani  menerangkan dalam Irwa Al-Ghalil 4/301 bahwa Al-Muharrar dengan bantuan  Allah seorang yang dapat dipercayai dan Hafiz (Ibnu Hajar) berkata  mengenai dia “dapat diterima”, tidak dapat diterima, dan oleh karenanya  sanadnya Shohih.
Maka dia (Albani) berlawanan  dengan omongannya dalam Shohihah 4/156 yang mana dia melemahkan sanad  sambil mengatakan: ‘Perawi-perawi dalam sanad ialah semua orang-orang  didalam Bukhori (lain kata orang-orang yang dicantumkan oleh Imam  Bukhori) kecuali Al-Muharrar dia hanya salah satu dari orang-orang  Nasa’i dan Ibn Majah . Dia tidak dipercaya oleh Ibn Hibban dan oleh  karenanya Al Hafiz Ibn Hajar tidak mempercayainya, daripada itu dia  hanya mengatakan “dapat diterima” .Hatilah-hatilah dari kebohongan !
No 21 : (* Pg. 39 no. 5 ) Hadith:  Abdallah ibn Amr (Allah be pleased with him): "The Friday prayer is  incumbent on whoever heard the call" (Abu Dawood). Al-Albani stated that  this Hadith was HASAN in "Irwa al-Ghalil 3/58", he then contradicts  himself by saying it is DAEEF in "Mishkatul Masabih 1/434 no 1375"!!!
No.21 (Hal. 39 nr. 5) Hadits:  Abdullah ibn Amr ra. “ Sholat Jumat wajib bagi orang yang sudah  mendengar panggilan (adzan)” (Abu Daud). Al-Albani menyatakan hadits ini  Hasan dalam “Irwa Al-Ghalil 3/58”, dan dia berlawanan dengan  perkataannya yang menyatakan hadits ini lemah dalam Mishkatul Masabih  1/434 nr. 1375 !
No 22 : (* Pg. 39 no. 6 ) Hadith: Anas  ibn Malik (Allah be pleased with him) said that the Prophet (Sall Allahu  alaihi wa Aalihi wa Sallim) used to say : "Do not be hard on yourself,  otherwise Allah will be hard on you. When a people were hard on  themselves, then Allah was hard on them." (Abu Dawood) Al-Albani stated  that this Hadith was DAEEF in his checking of "Mishkat, 1/64", but he  then contradicts himself by saying that this Hadith is HASAN in  "Ghayatul Maram, pg. 141"!!
No.22 (Hal. 39 nr. 6) Hadits :  Anas ibn Malik ra. berkata bahwa Rasulallah saw. telah bersabda:  “Janganlah keras terhadap dirimu, dengan demikian Allah juga akan keras  terhadapmu, bilamana manusia keras terhadap dirinya maka Allah akan  keras juga terhadap mereka”. (Abu Daud). Al-Albani menurut  penyelidikannya di Mishkat 1/64, mengatakan bahwa hadits ini lemah. Tapi  dia lalu berlawanan dengan perkataannya di "Ghayatul Maram, hal. 141  bahwa hadits ini Hasan !!
No 23: (* Pg. 40 no. 7 ) Hadith of  Sayyida Aisha (Allah be pleased with her): "Whoever tells you that the  Prophet (Peace be upon him) used to urinate while standing, do not  believe him. He never urinated unless he was sitting." (Ahmad, Nisai and  Tirmidhi ) Al-Albani said that this sanad was DAEEF in "Mishkat 1/117."  He then contradicts himself by saying it is SHOHIH in "Silsilat  al-Ahadith al-Shohihah 1/345 no. 201"!!! So take a glance dear reader!
No.23 (Hal.40 nr. 7) Hadits dari  ‘Aisyah ra : “Siapapun yang mengatakan bahwa Rasulallah saw biasa  kencing dengan berdiri, janganlah dipercayai. Beliau tidak pernah  kencing kecuali dengan duduk” (Ahmad,Nasa’i dan Tirmidzi). Al-Albani  dalam Mishkat 1/117 mengatakan sanad hadits ini lemah. Dia bertentangan  dengan perkataannya di “Silsilat Al-Ahadits al-Shohihah 1/345 nr.201”  bahwa hadits ini Shohih !
No 24 : (* Pg. 40 no. 8 ) Hadith "There  are three which the angels will never approach: The corpse of a  disbeliever, a man who wears ladies perfume, and one who has had sex  until he performs ablution" (Abu Dawood). Al-Albani corrected this  Hadith in "Shohih al-Jami al-Sagheer wa Ziyadatuh, 3/71 no. 3056" by  saying it was HASAN in the checking of "Al-Targhib 1/91" [Also said to  be Hasan in the English translation of 'The Etiquettes of Marriage and  Wedding, pg. 11]. He then makes an obvious contradiction by saying that  the same Hadith was DAEEF in his checking of “Mishkatul-Masabih, 1/144  no. 464″ and says that the narrators are trustworthy but the chain is  broken between Al-Hasan al-Basri and Ammar (Allah be pleased with him)  as al-Mundhiri had said in al-Targhib (1/91)!!
No.24 (Hal.40 nr.8) Hadits :  “Tiga macam orang yang malaikat tidak mau mendekatinya : Mayit orang  kafir, lelaki yang memakai minyak wangi wanita dan orang yang telah  berhubungan sex (junub) sampai dia bersuci ” (Abu Daud). Al-Albani telah  membenarkan hadits ini dalam Shohih Al-Jami Al-Sagheer wa Ziyadatuh  3/71 nr. 3056 dengan mengatakan hadits itu Hasan dalam penyelidikan dari  Al-Targhib 1/91 (juga mengatakan Hasan dalam Terjemahannya kedalam  bahasa Inggris “The Etiquettes of Marriage and Wedding, page 11). Dia  membuat kontradiksi yang nyata dalam penyelidikannya dalam  Mishkatul-Masabih 1/144 nr. 464 mengatakan hadits yang sama ini Lemah,  dan dia berkata bahwa perawi-perawinya patut di- percaya tapi rantai  sanadnya terputus antara Hasan Basri dan Ammar sebagaimana yang  disebutkan juga oleh Al-Mundhiri dalam Al-Targhib 1/91 !!
No 25 : (* Pg. 42 no. 10 ) It reached  Malik (Rahimahullah) that Ibn Abbas (Allah be pleased with him) used to  shorten his prayer, in distances such as between Makkah and Ta’if or  between Makkah and Usfan or between Makkah and Jeddah. . . . Al-Albani  has weakened it in “Mishkat, 1/426 no. 1351″, and then contradicts  himself by saying it is SHOHIH in “Irwa al-Ghalil, 3/14″!!
No.25 (Hal. 42 nr. 10) Telah  sampai (riwayat) dari Malik rh “bahwa Ibn Abbas ra. biasa menyingkat  (menggashor) sholatnya dalam jarak antara Makkah dan Ta’if atau antara  Makkah dan Usfan atau antara Makkah dan Jeddah…..” Al-Albani telah  melemahkannya dalam Mishkat, 1/426 nr.1351, dan dia bertentangan dengan  perkataannya di Irwa al-Ghalil 3/14 yang mengatakan ini Shahih !
No 26 : (* Pg. 43 no. 12 ) Hadith:  “Leave the Ethiopians as long as they leave you, because no one takes  out the treasure of the Ka’ba except the one with the two weak legs from  Ethiopia.” Al-Albani has weakened this Hadith in his checking of  “Mishkat 3/1495 no. 5429″ by saying: “The sanad is DAEEF.” But then he  contradicts himself as is his habit, by correcting it in “Shohihah,  2/415 no. 772.”
No. 26. (Hal.43 nr.12) Hadits :  “Tinggalkan orang-orang Ethiopia selama mereka meninggalkanmu, sebab  tidak ada orang yang mengambil barang berharga dari Ka’bah kecuali  seorang Ethopia yang dua kakinya lemah” . Al-Albani dalam  penyelidikannya di Mishkat 3/1495 nr. 5429 mengatakan sanadnya Lemah.  Tapi sebagaimana biasa dia bertentangan dengan perkata- annya dengan  membenarkannya dalam Shahihah 2/415 nr. 772 !
An example of al-Albani praising someone in one place and then disparaging him in another place in his books
Contoh (Sifat) dari Al-Albani  ialah pertama memuji seseorang disatu tempat dibukunya dan dilain tempat  mengecilkan orang tersebut.!!
No 27 : (* Pg. 32 ) He praises Shaykh  Habib al-Rahman al-Azami in the book ‘Shohih al Targhib wa Tarhib, page  63′, where he says: “I want you to know one of the things that  encouraged me to. . . . which has been commented by the famous and  respected scholar Shaykh Habib al-Rahman al-Azami” . . . . And he also  said on the same page, “And what made me more anxious for it, is that  its checker, the respected Shaykh Habib al-Rahman al-Azami has  announced. . . .” Al-Albani thus praises Shaykh al-Azami in the above  mentioned book; but then makes a contradiction in the introduction to  ‘Adaab uz Zufaaf (The Etiquettes of Marriage and Wedding), new edition  page 8′, where he said: “Al-Ansari has used in the end of his letter,  one of the enemies of the Sunnah, Hadith and Tawhid, who is famous for  that, is Shaykh Habib al-Rahman al-Azami. . . . . For his cowardliness  and lack of scholarly deduction. . . ..”
No.27 (Hal. 32) Dia (Albani)  memuji Syeikh Habib al-Rahman al-Azami didalam Shahih al Targhib wa  Tarhib hal. 63 yang mana katanya ; “Saya ingin agar engkau mengetahui  satu dari beberapa hal bahwa saya memberanikan diri untuk….yang  dikomentari oleh ulama yang terkenal dan terhormat Syeikh Habib  al-Rahman al-Azami “…. dan dia (Albani) mengatakan pada halaman yang  sama “Dan apa yang membuat saya rindu untuknya, orang yang menyelidiki  sesuatu dan mengumumkannya yaitu yang terhormat Syeikh Habib al-Rahman  al-Azami “. Al-Albani memuji Syeikh al-Azami dalam buku yang tersebut  diatas. Tapi kemudian membuat penyangkalan dalam ‘Adaab uz Zufaaf  (Akhlak Perkawinan dan Pernikahan), edisi baru hal.8 yang dia berkata;  Al-Ansari telah membiasakan akhir dari tulisannya, salah satu musuh dari  Sunnah, Hadits dan Tauhid, yang cukup terkenal , ialah Syaikh Habib  al-Rahman al-Azami……karena ketakutan dan kekurangan ilmunya….””
NB – (The above quotation from Adaab uz  Zufaaf is not found in the English translation by his supporters, which  shows that they deliberately avoided translating certain parts of the  whole work). So have a glance at this!
NB: (Kutipan diatas dari ‘Adaab  uz Zufaaf , tidak terdapat didalam terjemahan bahasa Inggris oleh  pendukung-pendukungnya yang mana menunjukkan bahwa mereka dengan sengaja  tidak mau menterjemahkan bagian-bagian tertentu). Ini perlu  diperhatikan !
SELECTED TRANSLATIONS FROM VOLUME 2
Terjemahan-terjemahan pilihan dari jilid (volume) 2
Terjemahan-terjemahan pilihan dari jilid (volume) 2
No 28 : (* Pg. 143 no. 1 ) Hadith of Abi  Barza (Allah be pleased with him): “By Allah, you will not find a man  more just than me” (Sunan al-Nisai, 7/120 no. 4103). Al-Albani said that  this Hadith was SHOHIH in “Shohih al-Jami wa Ziyadatuh, 6/105 no.  6978″, and then he astonishingly contradicts himself by saying it is  DAEEF in “Daeef Sunan al-Nisai, pg. 164 no. 287.” So beware of this  mess!
No.28 (Hal.143 nr.1) Hadits dari  Abi Barza ra: “ Demi Allah, Engkau tidak akan menemukan seorang lebih  benar dari saya “(Sunan Al-Nisai 7/120 nr. 4103) Al-Albani berkata bahwa  hadits ini Shohih dalam Shohih Al-Jami wa Ziyadatuh 6/105 nr.6978 dan  kemudian lebih mengherankan dia bertentang- an dengan perkataannya dalam  Daeef Sunan Al-Nisai hal. 164 nr. 287 yang mengatakan itu Lemah.  HATI-HATILAH DARI PENGACAUN INI !
No 29 : (* Pg. 144 no. 2 ) Hadith of  Harmala ibn Amru al-Aslami from his Uncle: “Throw pebbles at the Jimar  by putting the extremity of the thumb on the fore-finger.” (Shohih Ibn  Khuzaima, 4/276-277 no. 2874) Al-Albani acknowledged its weakness in  “Shohih Ibn Khuzaima” by saying that the sanad was DAEEF, but then  contradicts himself by saying it is SHOHIH in “Shohih al-Jami wa  Ziyadatuh, 1/312 no. 923!”
No 29 (Hal. 144 nr. 2) Hadits  dari Harmala ibn Amru al-Aslami dari pamannya: “Letakkanlah batu kerikil  pada ujung ibu jari diatas jari depan (telunjuk) pada lemparan jumrah “  (Shohih Ibn Khuzaima, 4/276-277 nr.2874). Al-Albani memberitahu  kelemahan ini (hadits) dalam Shohih Ibn Khuzaima sambil mengatakan sanad  hadits ini Lemah, tapi kemudian dia bertentangan sendiri yang  mengatakan Shohih dalam “Shohih al-Jami wa Ziyadatuh, 1/312 no. 923 !”
No 30 : (* Pg. 144 no. 3 ) Hadith of  Sayyidina Jabir ibn Abdullah (Allah be pleased with him): “The Prophet  (Peace be upon him) was asked about the sexually defiled [junubi]. . .  can he eat, or sleep. . . He said :’Yes, when this person makes wudhu.’”  (Ibn Khuzaima no. 217 and Ibn Majah no. 592). Al-Albani has admitted  its weakness in his comments on “Ibn Khuzaima, 1/108 no. 217″, but then  contradicts himself by correcting the above Hadith in “Shohih Ibn Majah,  1/96 no. 482 “!!
No 30 (Hal. 144 nr.3) Hadits  dari Sayyidina Jabir ibn Abdullah ra. : “Rasulallah saw. ditanyai  tentang Junub (orang yang belum suci setelah bersetubuh) …apa boleh dia  makan atau tidur…Beliau saw. bersabda : Boleh, bila orang ini wudu  dahulu “ (Ibn Khuzaima nr. 217 dan Ibn Majah nr.592). Al-Albani telah  mengikrarkan kelemahannya didalam komentarnya di Ibn Khuzaima 1/108 nr.  217, Tetapi kemudian kontradiksi sendiri dengan membenarkan hadits  tersebut dalam Shohih Ibn Majah 1/96 nr. 482).
No 31 : (* Pg. 145 no. 4 ) Hadith of  Aisha (Allah be pleased with her): “A vessel as a vessel and food as  food” (Nisai, 7/71 no. 3957). Al-Albani said that it was SHOHIH in  “Shohih al-Jami wa Ziyadatuh, 2/13 no. 1462″, but then contradicts  himself in “Daeef Sunan al-Nisai, no. 263 pg. 157″, by saying it is  DAEEF!!!
No. 31 (Hal.145 nr.4) Hadits  dari Aisyah ra ; “ Perahu sebagai perahu (berlayar) dan makanan sebagai  makanan “ (Nasai 7/71 nr. 3957). Al-Albani mengatakan hadits ini Shohih  dalam Shohih al-Jami wa Ziyadatuh 2/13 nr.1462, tetapi kemudian  menyangkal sendiri dengan mengatakan Lemah dalam Daeef Sunan al-Nisai  nr. 263 hal. 157. !!
No 32 : (* Pg. 145 no. 5 ) Hadith of  Anas (Allah be pleased with him): “Let each one of you ask Allah for all  his needs, even for his sandal thong if it gets cut.” Al-Albani said  that the above Hadith was HASAN in his checking of “Mishkat, 2/696 no.  2251 and 2252″, but then contradicts himself in “Daeef al-Jami wa  Ziyadatuh, 5/69 no. 4947 and 4948″!!!
No 32 (Hal.145 nr. 5) Hadits  dari Anas ra : “Mintalah setiap kamu pada Allah semua yang engkau  butuhkan walaupun mengenai tali sandalnya bila telah putus” Al-Albani  mengatakan bahwa hadits ini Hasan dalam penyelidik- annya di Mishkat  2/696 nr. 2251 dan 2252, tetapi kemudian dia bertentangan sendiri dalam  Daeef al-jami wa Ziyadatuh 5/69 nr. 4947 dan 4948 !!
No 33 : (* Pg. 146 no. 6 ) Hadith of Abu  Dharr (Allah be pleased with him): “If you want to fast, then fast in  the white shining nights of the 13th, 14th and 15th.” Al-Albani declared  it to be DAEEF in “Daeef al-Nisai, pg. 84″ and in his comments on “Ibn  Khuzaima, 3/302 no. 2127″, but then contradicts himself by calling it  SHOHIH in “Shohih al-Jami wa Ziyadatuh, 2/10 no. 1448″ and also  corrected it in “Shohih al-Nisai, 3/902 no. 4021″!! So what a big  contradiction!
NB- (Al-Albani mentioned this Hadith in ‘Shohih al-Nisai’ and in ‘Daeef  al-Nisai’, which proves that he is unaware of what he has and is  classifying, how inept!).
No. 33 (Hal.146 nr.6) Hadits  dari Abu Dzar ra : “Bila engkau ingin berpuasa, maka puasalah pada bulan  purnama tanggal 13, 14 dan 15 “ . Al-Albani menyatakan hadits ini Lemah  dalam Daeef al-Nisai hal. 84 dan dalam komentarnya di Ibn Khuzaima  3/302 nr. 2127. Tetapi kemudian kontradiksi sendiri yang menyebutnya  Shohih dalam Shohih al-Jami wa Ziyadatuh 2/10 nr. 1448 dan pula  membenarkan itu dalam Shohih al-Nisai 3/902 nr. 4021 !! Ini adalah  kontradiksi yang besar !
NB: (Al-Albani menyebutkan hadits ini dalam Shohih al-Nisai dan dalam Daeef al-Nisai, ini semua menunjukkan bahwa dia tidak hati-hati/ceroboh atas apa yang telah dia perbuat, semuanya tidak layak)
NB: (Al-Albani menyebutkan hadits ini dalam Shohih al-Nisai dan dalam Daeef al-Nisai, ini semua menunjukkan bahwa dia tidak hati-hati/ceroboh atas apa yang telah dia perbuat, semuanya tidak layak)
No 34 : (* Pg. 147 no. 7 )Hadith of  Sayyida Maymoonah (Allah be pleased with her): “There is nobody who has  taken a loan and it is in the knowledge of Allah. . . .” (Nisai, 7/315  and others). Al-Albani said in “Daeef al-Nisai, pg 190″: “Shohih, except  for the part al-Dunya.” Then he contradicts himself in “Shohih al-Jami  wa Ziyadatuh, 5/156″, by saying that the whole Hadith is SHOHIH,  including the al-Dunya part. So what an amazing contradiction!
No.34 (Hal. 147 nr.7) Hadits  dari Siti Maymunah ra ; “ Tidak seorangpun yang menerima pinjaman dan  itu (selalu)dalam pengetahuan Allah” (Nisai, 7/315 dan lain-lain).  Al-Albani berkata dalam Daeef al-Nisai hal.190 ; ‘Shohih, kecuali bagian  al-Dunya’. Kemudian dia menayangkal sendiri dalam Shohih al Jami wa  Ziyadatuh 5/156, dengan mengatakan bahwa semua Hadits ini Shohih  termasuk bagian al-Dunya. Ini kontradiksi yang sangat menakjubkan !
No 35 : (* Pg. 147 no. 8 )Hadith of  Burayda (Allah be pleased with him): “Why do I see you wearing the  jewellery of the people of hell” (Meaning the Iron ring), [Nisai, 8/172  and others. . .]. Al-Albani has said that it was SHOHIH in “Shohih  al-Jami wa Ziyadatuh, 5/153 no. 5540″, but then contradicts himself by  saying it is DAEEF in “Daeef al-Nisai, pg. 230″!!!
No.35 (Hal. 147 nr. 
  Hadits dari Buraidah ra: “Mengapa saya melihat engkau memakai perhiasan  dari penghuni neraka (Maksudnya cincin besi)”. (Nisai 8/172 dan  lain-lainnya….). Al-albani telah mengatakan hadits in Shohih dalam  Shahih al-jami wa Ziyadatuh 5/153 nr. 5540. Tetapi kemudian dia  menyangkal sendiri dengan mengatakan Lemah dalam Daeef al-Nisai hal.230)  !
No 36 : (* Pg. 148 no. 9 )Hadith of Abu  Hurayra (Allah be pleased with him): “Whoever buys a carpet to sit on,  he has 3 days to keep it or return it with a cup of dates that are not  brownish in colour” (Nisai 7/254 and others). Al-Albani has weakened it  with reference to the ’3 days’ part in “Daeef Sunan al-Nisai, pg. 186″,  by saying: “Correct, except for 3 days.” But the ‘genius’ contradicts  himself by correcting the Hadith and approving the ’3 days’ part in  “Shohih al-Jami wa Ziyadatuh, 5/220 no. 5804″. So wake up (al-Albani)!!
No.36 (Hal.148 nr. 9) Hadits  dari Abu Huraira ra ; “ Siapapun membeli permadani untuk diduduki, dia  mempunyai waktu tiga hari untuk menyimpan- nya atau mengembalikannya  dalam beberapa waktu selama warnanya tidak menjadi coklat (karena kotor)  ”. (Nisai 7/254 dan lain-lainya). Al-Albani telah melemahkan hadits ini  pada bagian “tiga hari” dengan menyebut referensi- nya dalam Daeef  Sunan al-nisai hal. 186, sambil katanya “Benar/Shohih kecuali kata-kata  tiga hari”.Tetapi ‘orang cerdik ini’ menyangkal sendiri dengan  membenarkan hadits itu dan termasuk bagian kata-kata “tiga hari” dalam  Shohih al-jami wa Ziyadatuh 5/220 nr. 5804“. Bangunlah hai al-Albani!
No 37 : (* Pg. 148 no. 10 )Hadith of Abu  Hurayra (Allah be pleased with him): “Whoever catches a single rak’ah  of the Friday prayer has caught (the whole prayer).” (Nisai 3/112, Ibn  Majah 1/356 and others). Al-Albani has weakened it in “Daeef Sunan  al-Nisai, no. 78 pg. 49″, where he said: “Abnormal (shadh), where Friday  is mentioned.” He then contradicts himself by saying SHOHIH, including  the Friday part in “Irwa, 3/84 no. 622 .” May Allah heal you!
No.37 (Hal. 148 nr.10) Hadits  Abu Hurairah ra : “Siapapun yang mendapati satu raka’at dari Sholat  Jum’at itu telah memadainya (untuk semua sholat)”. (Nisai 3/112, Ibn  Majah 1/356 dan lain-lainnya). Al-Albani telah melemahkan ini dalam  Daeef Sunan al-Nisai, nr. 78 hal. 49, dimana dia telah berkata; ‘Luar  biasa (shadh), bilamana disitu disebutkan hari jumat’. Kemudian dia  kontradiksi sendiri dengan mengatakan Shohih termasuk bagian hari Jum’at  dalam Irwa, 3/84 nr. 622 !! Semoga Allah menyembuhkanmu !
AL-Albani and his Defamation and Authentication of Narrators at will !
Al-Albani dan Fitnahannya Dan Perawi-perawi yang dipercaya kesenangannya !
Al-Albani dan Fitnahannya Dan Perawi-perawi yang dipercaya kesenangannya !
No 38 : (* Pg 157 no 1 ) KANAAN IBN  ABDULLAH AN-NAHMY :- Al-Albani said in his “Shohihah, 3/481″ : “Kanaan  is considered Hasan, for he is attested by Ibn Ma’een.” Al-Albani then  contradicts himself by saying, “There is weakness in Kanaan” (see  “Daeefah, 4/282″)!!
No 38 (Hal. 157 nr.1) Kanan Ibn  Abdullah An-Nahmy : Al-Albani berkata dalam Shohihah, 3/481 ; “Kanaan  telah dianggap sebagai Hasan, untuk itu telah dinyatakan oleh Ibn  Ma’een. Kemudian Al-Albani menyangkal sendiri dengan katanya “ Ada  kelemahan pada Kanaan” (lihat Daeefah, 4/282) !!
No 39 : (* Pg. 158 no. 2 ) MAJA’A IBN  AL-ZUBAIR :- Al-Albani has weakened Maja’a in “Irwa al-Ghalil, 3/242″,  by saying, “This is a weak sanad because Ahmad has said: ‘There is  nothing wrong with Maja’a', and Daraqutni has weakened him. . .”  Al-Albani then made a contradiction in his “Shohihah, 1/613″ by saying:  “His men (the narrators) are trusted except for Maja’a who is a good  narrator of Hadith.” An amazing contradiction!
No 39 (Hal.158. nr.2) Maja’a Ibn  Al-Zubair : Al-Albani telah melemahkan Maja’a dalam Irwa al-Ghalil,  3/242, dengan katanya. “ Ini adalah sanad yang lemah sebab Ahmad telah  berkata ‘ Tidak ada kesalahan dengan Maja’a, dan Daraqutni telah  melemahkan dia…’“. Al-Albani telah membuat kontradiksi dalam bukunya  Shohihah 1/613 dengan mengatakan “ Perawi-perawinya bisa dipecaya  kecuali Maja’a, itu seorang perawi hadits yang baik“. Suatu pertentangan  yang menakjubkan !!!
No 40 : (* Pg. 158 no. 3 ) UTBA IBN  HAMID AL-DHABI :- Al-Albani has weakened him in “Irwa al-Ghalil, 5/237″  by saying: “And this is a weak (Daeef) sanad which has three defects. . .  . the second defect is the weakness of al-Dhabi, the Hafiz said: ‘A  truthful narrator with hallucinations’”. Al-Albani then makes an obvious  contradiction in “Shohihah, 2/432″, where he said about a sanad which  mentions Utba: “And this is a good (Hasan) sanad, Utba ibn Hamid  al-Dhabi is trustworthy but has hallucinations, and the rest of the  narrators in the sanad are trusted.” !!
No 40 (Hal. 158 nr.3) Utba Ibn  Hamid Al-Dhabi; Al-Albani telah melemahkan dia dalam Irwa al-Ghalil  5/237 sambil katanya ; “ Dan ini adalah sanad lemah yang mempunyai tiga  kekeliruan….kekeliruan kedua ialah kelemahan dari al- Dhabi, Hafiz  berkata ; ‘ Seorang perawi jujur dengan khayalan’ . Kemudian Al-Albani  membuat kontradiksi yang nyata dalam Shohihah 2/432, dimana dia ber-  kata tentang sanad yang menyebut Utba; ”Dan ini sanad yang baik (Hasan),  Utba ibn Hamid al-Dhabi dapat dipercaya…..tapi mempunyai khayalan, dan  lain daripada sanad perawi itu semuanya dapat dipercaya”.
No 41: (* Pg. 159 no. 4 )HISHAM IBN  SA’AD :- Al-Albani said in his “Shohihah, 1/325″: “Hisham ibn Sa’ad is a  good narrator of Hadith.” He then contradicts himself in “Irwa  al-Ghalil, 1/283″ by saying: “But this Hisham has a weakness in  memorizing” So what an amazement !!
No 41 (Hal. 159 nr. 4) Hisham  Ibn Sa’ad ; Al-Albani berkata dalam Shohihah 1/325; “ Hisham ibn sa’ad  ialah perawi hadits yang baik”. Kemudian dia bertentangan sendiri dalam  Irwa al-Ghalil 1/283 sambil katanya ; “Tapi Hisham ini lemah dalam  hafalan”. Sesuatu yang mengherankan !!
No 42 : (* Pg. 160 no. 5 ) UMAR IBN ALI  AL-MUQADDAMI :- Al-Albani has weakened him in “Shohihah, 1/371″, where  he said: “He in himself is trusted but he used to be a very bad forger,  which makes him undependable. . . .” Al-Albani then contradicts himself  again in “Shohihah, 2/259″ by accepting him and describing him as being  trustworthy from a sanad which mentions Umar ibn Ali. Al-Albani says:  “Classified by Hakim, who said: ‘A Shohih Isnad (chain of  transmission)’, and al-Dhahabi went along with it, and it is as they  have said.” So what an amazement !!!
No 42 (Hal.160 nr. 5) Umar Ibn  Ali Al-Muqaddami ; Al-albani telah melemahkan dia dalam Shohihah 1/371,  dimana dia berkata ; “ Dia merasa dirinya bisa dipercaya, tapi dia  sebagai Pemalsu yang sangat jelek, dengan menjadikan dirinya tidak  dipercayai…” Al-Albani membuat kontradiksi baru lagi dalam Shohihah  2/259 mengakui dia (Umar ibn Ali) dan mengatakan bila ada sanad yang  menyebut Umar Ibn Ali maka bisa dipercayainya. Al-Albani berkata “  Diklasifikasikan oleh Hakim yang mana berkata : “Shohih isnadnya”  (rantaian perawinya) dan Al-Dhahabi mengakuinya juga dan mereka (berdua)  mengatakan demikian adalah benar “. Itu sangat mengherankan !
No 43: (* Pg. 160 no. 6 )ALI IBN SA’EED  AL-RAZI :- Al-Albani has weakened him in “Irwa, 7/13″, by saying: “They  have said nothing good about al-Razi.” He then contradicts himself in  another ‘fantastic’ book of his, “Shohihah, 4/25″, by saying: “This is a  good (Hasan) sanad and the narrators are all trustworthy.” So beware  !!!
No 43 (Hal. 160. nr. 6) Ali Ibn  Sa’eed Al-Razi ; Al-Albani telah melemahkan dia dalam Irwa 7/13, dengan  katanya : “Mereka telah mengatakan tidak ada yang benar tentang al-Razi”  Dia kemudian menyangkal sendiri dalam ‘buku lainnya yang ‘indah/hebat’  Shohihah, 4/25, sambil mengatakan “Ini adalah baik (Hasan) sanadnya dan  perawi-perawinya semua bisa dipercaya”. Berhati-hatilah !!
No 44: (* Pg. 165 no. 13 ) RISHDIN IBN  SA’AD :- Al-Albani said in his “Shohihah, 3/79″ : “In it (the sanad) is  Rishdin ibn Sa’ad, and he has been declared trustworthy.” But then he  contradicts himself by declaring him to be DAEEF in “Daeefah, 4/53″;  where he said: “And Rishdin ibn Sa’ad is also daeef.” So beware!!
No 44: (Hal. 165 nr. 13) Rishdin  Ibn Sa’ad : Al-Albani berkata dalam Shohihah 3/79 : “ Ada dalam sanad  Rishdin ibn Sa’ad, dan dia telah menyatakan bisa dipercaya”. Tetapi  kemudian dia bertentangan sendiri dalam penyataannya yang mengatakan  Lemah tentang dia (Rishdin) dalam Daeefah 4/53, dimana dia berkata :  “dan Rishdin ibn Sa’ad ini juga lemah “. BERHATI-HATILAH !!
No 45: (* Pg. 161 no. 8 ) ASHAATH IBN  ISHAQ IBN SA’AD :- What an amazing fellow this Shaykh!! Al-Albani!!  Proves to be. He said in “Irwa al-Ghalil, 2/228″: “His status is  unknown, and only Ibn Hibban trusted him.” But then he contradicts  himself by his usual habit! Because he only transfers from books and  nothing else, and he copies without knowledge; this is proven in  “Shohihah, 1/450″, where he said about Ashaath: “Trustworthy”. So what  an amazement !!!
No 45 (Hal. 161 nr. 
  Ashaath Ibn Ishaq Ibn Sa’ad : Betapa mengherankan lelaki (Al-Albani)  ini !! Terbukti, dia berkata dalam Irwa al-Ghalil 2/228,  “Keadaannya/statusnya tidak dikenal, dan hanya Ibn Hibban mempercayai  dia”. Tetapi kemudian dia bertentangan sendiri, seperti kebiasaannya!  Karena dia hanya mengalihkan/menyalin dari buku-buku dan tidak ada lain-  nya, dan dia mengutip/menyalin tanpa adanya ilmu pengetahuan. Ini  dibukti- kan dalam Shohihah 1/450, dimana dia berkata tentang Ashaath :  “Dapat dipercaya”. Keajaiban yang luar biasa!!
Nr.46: (* Pg. 162 no. 9 ) IBRAHIM IBN  HAANI :- The honourable!! The genius!! The copier!! Has made Ibrahim ibn  Haani trustworthy in one place and has then made him unknown in  another. Al-Albani said in ‘Shohihah, 3/426′: “Ibrahim ibn Haani is  trustworthy”, but then he contradicts himself in “Daeefah, 2/225″, by  saying that he is unknown and his Ahadith are refused!!
No 46: (Hal.162 nr.9) Ibrahim  Ibn Haani : “Paling terhormat ! Paling Pandai ! Tukang Menyalin ! Dia  (Albani) telah membuat Ibn Haani ‘dapat dipercaya‘ disatu tempat dan  membuat dia ‘tidak dikenal’ ditempat lainnya.. Al-Albani berkata dalam  Shohihah 3/426; “ Ibrahim ibn Haani ialah dapat dipercaya”, tetapi  kemudian dia bertentangan sendiri dalam Daeeah, 2/225 dengan katanya  “bahwa dia itu tidak dikenal dan haditsnya itu tertolak ! “.
No 47: (* Pg. 163 no. 10 ) Al-Ijlaa Ibn  Abdullah Al-Kufi : Al-Albani has corrected a sanad by saying it is good  in “Irwa, 8/7″, with the words: “And its sanad is good, the narrators  are trustworthy, except for Ibn Abdullah al-Kufi who is truthful.” He  then contradicts himself by weakening the sanad of a Hadith where  al-Ijlaa is found and has made him the reason for declaring it DAEEF  (see ‘Daeefah, 4/71′); where he said: “Ijlaa ibn Abdullah has a  weakness.” Al-Albani then quoted Ibn al-Jawzi’s (Rahimahullah) words by  saying: “Al-Ijlaa did not know what he was saying .”!!!
No 47: (Hal. 163 nr. 10)  Al-Ijlaa Ibn Abdullah Al-Kufi ; Al-Albani memperbaiki sanad sambil  mengatakan itu baik dalam Irwa 8/7, dengan kata-kata : “ Dan sanad  tersebut adalah baik , perawi-perawi semua dapat dipercaya, kecuali Ibn  Abdullah al-Kufi dia adalah jujur “. Dia kemudian kontradiksi sendiri  dengan melemahkan sanad dari hadits yang diketemukan al-Ijlaa dan dia  membuat alasan baginya untuk menyatakannya lemah (lihat Daeefah 4/71) ,  dimana dia berkata: “ Ijlaa ibn Abdullah mempunyai kelemahan “ Al-Albani  menukil kata-kata Ibn al-Jawzi’s (Rahimahullah) yang berkata ; “  Al-Ijlaa tidak mengetahui apa yang dia katakan “ !!!
No 48: (* Pg. 67-69 ) ABDULLAH IBN SALIH  : KAATIB AL-LAYTH :- Al-Albani has criticised Al-Hafiz al-Haythami,  Al-Hafiz al-Suyuti, Imam Munawi and the Muhaddith Abu’l-Fadl al-Ghimari  (Allah’s mercy be upon them) in his book “Silsilah al-Daeefah, 4/302″,  when checking a Hadith containing the narrator Abdullah ibn Salih. He  says on page 300: “How could Ibn Salih be all right and his Hadith be  good, even though he has got many mistakes and is of little awareness,  which also made some fraudulent Hadiths enter his books, and he narrates  them without knowing about them!” He has not mentioned that Abdullah  ibn Salih is one of Imam al-Bukhari’s men (i.e. used by al-Bukhari),  because it does not suit his mode, and he does not state that Ibn Ma’een  and some of the leading critics of Hadith have trusted him. Al-Albani  has contradicted himself in other places in his books by making Hadiths  containing Abdullah ibn Salih to be good, and here they are :- Al-Albani  said in “Silsilah al-Shohihah, 3/229″ : “And so the sanad is good,  because Rashid ibn Sa’ad is trustworthy by agreement, and who is less  than him in the men of Shohih, and there is also Abdullah ibn Salih who  has said things that are unharmful with Allah’s help!!”.”
Al-Albani also said in “Shohihah, 2/406″  about a sanad which contained Ibn Salih: “a good sanad in continuity.”  And again in “Shohihah, 4/647″: “He’s a proof with continuity”
NB- (Shaykh Saqqaf then continued with  some important advice, this has been justify untranslated for brevity  but one may refer to the Arabic for further elaboration). By the grace  of Allah, this is enough from the books of Shaykh Saqqaf to convince any  seeker of the truth, let alone the common folk who have little  knowledge of the science of Hadith. If anyone is interested for hundreds  of other similar quotes from Shaykh Saqqaf, then I suggest you write to  the following address to obtain his book Tanaqadat al-Albani al-Wadihat  (The Clear Contradictions of al-Albani).
No 48: (Hal. 67-69) Abdullah Ibn  Salih: Kaatib Al-Layth: Al-albani telah mengeritik Al-Hafiz al-Haitami,  Al-Hafiz al-Suyuti, Imam Munawi dan ahli hadits Abu’l-Fadzl al-Ghimari  (rh) dalam bukunya Silsilah al-Daeefah 4/302, waktu mengontrol hadits  yang didalamnya ada perawi Abdullah ibn Salih. Dia (Albani) berkata pada  halaman 300 ; “Bagaimana dapat Ibn Salih menjadi benar dan haditsnya  menjadi baik, dia sendiri sangat banyak membuat kesalahan dan yang mana  juga memasukkan beberapa hadits palsu didalam bukunya, dan dia  meyebutkan sanad-sanadnya tapi dia sendiri tidak mengenal mereka.”
Dia (Albani) tidak menyebutkan  bahwa Abdullah Ibn Salih ialah salah satu orang dari orang-orangnya Imam  Bukhori (yaitu dipakai oleh Bukhori), karena (Albani) tidak cocok  dengan caranya (Albani) dan dia (Albani) tidak menyebutkan bahwa Ibn  Ma’een dan beberapa kritikus dari hadits telah mempercayai dia (Abdullah  Ibn Salih). Al-Albani telah berlawanan dengan perkataannya sendiri,  dalam tempat lain dibuku-bukunya telah mengatakan bahwa semua hadits  yang diketengahkan Abdullah ibn Salih adalah baik, sebagai berikut :
Al-Albani berkata dalam de Silsilah Al-Shohihah, 3/229 : “ Dan  sanad itu baik, karena Rashid ibn Saad telah disepakati dapat dipercaya  dan lebih rendah dari dia dalam lingkungan orang-orang yang Shohih dan  juga Abdullah ibn Salih telah mengatakan sesuatu yang tidak bahaya  dengan bantuan Allah “Al-Albani juga berkata dalam Shohihah 2/406  mengenai sanad yang didalamnya ada Ibn Salih “sanad berkesinambungan  yang baik” Dan lagi dalam Shohihah 4/647; “Dia adalah bukti dalam  berkesinambungan”
NB: (kemudian Syeikh Seggaf meneruskan  dengan beberapa wejangan yang penting, demi keringkasan sengaja tidak  diterjemahkan , tetapi bila orang ingin merujuknya bisa lihat bahasa  Arabnya). Dengan karunia Allah, ini telah cukup dari buku-buku Syeikh  Seggaf untuk meyakinkan siapa saja yang mencari kebenaran, biarkan  orang-orang itu sendiri bersama-sama mengetahui sedikit tentang ilmu  hadits. Bila ada orang tertarik untuk mendapatkan buku yang didalamnya  ada ratusan kutipan yang serupa (tentang Al-Albani) yang berjudul  Tanaqadat Al-Albani Al-Wadihat silahkan anda menulis kealamat: IMAM  AL-NAWAWI HOUSE POSTBUS 925393 AMMAN JORDAN.
Setelah kita menyimak berbagai contoh  kesalahan dan penyimpangan yang dilakukan dengan sengaja atau tidak oleh  ‘Yang Terhormat Al-Muhaddis Syeikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani’ oleh  ‘Al-Alamah Syeikh Muhamad Ibn Ali Hasan As-Saqqof’ dimana dalam  kitabnya tersebut beliau (Rahima- hullah) menunjukkan ± 1200 kesalahan  dan penyimpangan dari Syeikh Al-Albani dalam kitab-kitab yang beliau  tulis seperti contoh diatas. Maka kita bisa menarik kesimpulan bahwa  bidang ini tidak dapat digeluti oleh sembarang orang, apalagi yang tidak  memenuhi kualifikasi sebagai seorang yang layak untuk menyadang gelar  ‘Al-Muhaddits’ (Ahli Hadits) dan tidak memperoleh pendidikan formal  dalam bidang ilmu hadits dari Universitas-universitas Islam yang  terkemuka dan ‘Para Masyaik’h yang memang ahli dalam bidang ini.
Sumber: Telaah Kritis Atas Doktrin Faham Salafi / Wahabi (oleh: A. Shihabuddin)

bukti kebodohan Al-Bani...mdh2an Allah mengampuni nya...klo tdk sengaja...tp klo sengaja...ya ga tau...gmana Allah aja yg mengadili nya.....wallahu'alam
ReplyDeletebkn maen keseriusan admin dalam mencari-cari ksalahan syaikh Al-Albani Rahimahullah, saya bkn maen kagum trlepas itu dusta belaka atau admin benar dlm mengambil karangan dari assegaf!! smoga smwa umat mewaspadai fatwa2, pmbenaran/pendhoifan yg menyimpang dri syaikh Al-Albani jika dia memang salah n sbaliknya smoga admin plus assegaf dll apabila brdusta dg kata2nya smga dbls dg adzab yg sngat pedih di akherat kelak!!
ReplyDeletebegitu juga anda mas Prisma Komputer serius banget membela mati-matian syaikh Al-Albani.
ReplyDeleteJika tuduhan2 anda terhadap Al-Saqqof hanya dusta belaka karena ingin membela mati-matian Al-Albani, padahal sudah dintunjukkan kelemahannya dan tetap menghormati syekh Al-Albani.
Semua juga berbalik ke diri masing-masing.
"...Kami mengetahui setiap manusia tidak luput dari kesalahan walaupun para imam atau ulama pakar kecuali Rasulallah saw. yang maksum. Tujuan kami mengutip kesalahan-kesalahan Syeikh Al-Albani ini bukan untuk memecah belah antara muslimin tapi tidak lain adalah untuk lebih meyakinkan para pembaca bahwa Syeikh ini sendiri masih banyak kesalahan dan belum yakin serta masih belum banyak mengetahui mengenai hadits karena masih banyak kontradiksi yang beliau kutip didalam buku-bukunya. Dengan demikian hadits atau riwayat yang dilemahkan, dipalsukan dan sebagainya oleh Syeikh ini serta pengikut-pengikutnya tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya, harus diteliti dan diperiksa lagi oleh ulama madzhab lainnya....." #kutipan tulisan dari Al-Saqqof
KITA ITU GAK PUNYA MALU, SANGAT BODOH TAPI SOK PINTAR
ReplyDelete